Dok. Instagram @allyssahawadi
Pandemi Covid-19 menjadi momen yang berat bagi para pelaku usaha. Tak jarang sejumlah bisnis harus gulung tikar di tengah pandemi tahun lalu.
Namun siapa sangka, di tengah pandemi, Allyssa Hawadi justru baru akan membuka bisnis busana muslim bernama Benang Jarum. “Dua minggu sebelum pandemi kita sudah buka toko. Tapi ternyata pandemi datang, mau tidak mau kita cari akal untuk bertahan,” cerita Allyssa Hawadi, Co-founder Benang Jarum.
Demi bisa bertahan di tengah kondisi krisis, Allyssa bersama timnya memutar otak agar bisnisnya bisa tetap dikenal publik. Disampaikan oleh Allyssa bahwa Benang Jarum yang awalnya lahir dengan toko fisik harus ikut berkembang di dunia online.
“Maka dari itu, kita setiap hari Selasa melakukan live di Instagram,” ceritanya lagi.
Menurutnya, ini adalah salah satu strategi marketing yang harus ia terapkan, untuk membuat banyak orang mengenal brand Benang Jarum.
Maklum saja, saat pandemi, semua orang fokus ke media sosial ketika mereka tidak bisa pergi kemana-mana. Ini pun menjadi peluang yang manis untuk meningkatkan brand awareness bisnisnya tersebut.
Selama satu tahun setelah Benang Jarum berdiri, Allyssa bersyukur bisnis barunya tersebut mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat. Benang Jarum tak lagi hanya menjual produk-produknya melalui media sosial, tapi juga berkembang dijajakan di platform-platform e-commerce, seperti Shopee.
Bahkan kini, masih di tengah situasi pandemic, Benang Jarum juga mengeluarkan lini keduanya, Benang Jarum Couture dengan busana-busana yang lebih elegan.
Belajar dari pengalamannya berbisnis, diakui Allyssa bahwa yang paling penting adalah bukan apa produk yang dijual, tapi bagaimana menjualnya. “Saya merasa banyak orang yang menjual produk yang bagus-bagus, tapi jualannya angot-angotan. Ini akan membuat bisnis sulit berkembang,” ujarnya.
Allyssa pun menuturkan bahwa ada dua hal yang menurutnya penting dilakukan oleh para pelaku usaha saat ini, yaitu :
1. Produktif
“Dunia media sosial itu crowded banget. Banyak pesaing, produknya juga banyak. Kalau kita enggak produktif, kita akan tenggelam,” papar Allyssa mengingatkan.
Selain produktif mempromosikan produk dan melakukan inovasi, menurut Allyssa para pelaku usaha juga perlu melakukan riset pasar untuk tahu apa yang disukai masyarakat. Hal ini penting dilakukan agar produk yang dijual relevan dengan apa yang dibutuhkan pasar.
2. Vokal pada produk
Selain produktif, penting juga untuk para pemilik bisnis percaya dengan produknya sendiri. Karena menurut Allyssa, ketika pebisnis tak percaya dengan kualitas produknya sendiri, maka calon konsumen pun akan meragukannya.
“Selain itu, dari cara kita berjualan juga harus menggebu-gebu, bersemangat. Cara jualan online itu presentasinya harus bagus, Jadi menurutku produk itu nomor sekian, tapi bagaimana cara kita menjualnya yang nomor satu,” tuturnya lagi.
(*) Artikel ini sudah pernah dipublikasikan di Parapuan.co.
Comments