top of page
Gambar penulisCitra Narada

Hati-Hati Manipulasi dalam Relasi




Berdasarkan data terbaru Komnas Perempuan, kekerasan gender berbasis online (KGBO) meningkat lebih dari 40% pada tahun 2020 lalu. Di tahun 2019, tercatat ada 281 kasus. Sedangkan dalam rentang waktu 10 bulan di tahun 2020 telah terjadi 659 kasus yang dilaporkan.


Penelitian terakhir Never Okay Project juga menunjukkan bahwa sebagian besar korban berasal dari generasi muda. Karena sebagian besar yang menggunakan internet adalah anak muda yang bekerja maupun belajar. Sementara dari aspek gender, sekitar 71% adalah wanita.


Kekerasan berbasis gender, baik online maupun offline, terjadi pada situasi di mana seseorang sedang mempraktikkan relasi kuasanya. Ketika seseorang berupaya menguasai orang lain, ia akan mengintimidasi orang tersebut. Yang diserang biasanya bukan hanya gender, tapi juga seksualitasnya.


Bias relasi kuasa juga sering dijadikan alat oleh pelaku KGBO dengan cara memanipulasi consent atau persetujuan dari korbannya. Salah satunya dalam hal penyebaran konten intim non-konsensual di media sosial. Mirisnya, para korban kekerasan seksual ini tidak memiliki Undang - Undang atau payung hukum yang dapat melindungi mereka dari kejahatan para pelaku KGBO.


Ketimpangan posisi dalam relasi seksual menyebabkan kekaburan consent, yang juga biasa terjadi antara atasan dengan bawahan, dosen dengan mahasiswa, atau orang tua dengan anak. Dan bentuk manipulasi bisa terjadi ketika pasangan menyatakan janji nikah atau menuntut korban melakukan sesuatu dengan alasan pembuktian rasa sayang.


Biasanya, korban tak menyadari ketika dirinya dimanipulasi oleh pasangannya atau mereka tak tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya.


Menurut Ika Putri Dewi M.Psi, Psikolog Yayasan Pulih menyatakan banyak wanita menganggap bahwa kodrat wanita adalah untuk menuruti pria, dengan dalih mereka adalah pemimpin. Sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak baik atau tak sesuai kehendak, mereka memutuskan untuk tidak mengeluh dengan alasan menerima sang pria apa adanya adalah bentuk rasa sayang.


"Seringkali wanita berada dalam posisi dan situasi demikian, banyak kali timbul rasa tidak nyaman dan kebingungan serta keraguan dalam melakukan hal yang diminta oleh pasangannya terutama dalam sebuah relasi seksual. Namun wanita dikondisikan, dimanipulasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pasangannya semata. Padahal dalam sebuah relasi, yang namanya cinta tidak akan mungkin terasa manipulatif bagi salah satu pihak," tutur Ika.

8 tampilan0 komentar

댓글


bottom of page